Wisata Dieng Jawa Tengah - Wonosobo, Candi Dieng Wonosobo, begitu masyarakat luas mengenalnya, sebuah komplek yang cukup luas dengan beberapa candi peninggalan kerajaan Hindu
Candi-candi di Komples Dieng sekarang berjumlah sekitar delapan buah, kemungkinan berasal dari abad ke 8-10 Masehi, Sebuah prasasti ditemukan didalam komples yang berangka tahun 713 Saka datau 809 Masehi, namun ada dugaan candi-candi tersebut lebih tua usianya.
Candi Arjuna |
Ketika mendapat kunjungan dari H.C. Cornelius pada tahun 1814, J. Van Kinsbergen membuat gambar candi-candi Dieng tersebut, setelah airnya dialirkan ke luar lingkungannya.
Mengamati candi-candi Dieng perlu memperhatikan pendapat E.B. Vogler yang membagi secara kronologis candi-candi di wilayah Jawa tengah berdasarkan ciri-ciri ragam hias kalamakara yaitu:
- Seni Bangunan Jawa Tengah Kuno, namun telah hilang karena terbuat dari benda-benda yang mudah rusak.
- Seni bangunan masa Sanjaya (pertengahan abad ke 8 hingga pertengahan abad ke 9). Walaupun tidak ada bekas-bekasnya, Vogler menentukan bahwa bangunan masa Sanjaya berakarkan seni bangunan Pallawa, India Selatan. Seni bangunan ini disebut Seni Bangunan Dieng Kuno.
- Seni Bangunan Sailendra (pertengahan abad ke 8 hingga pertengahan abad ke 9), merupakan perpaduan unsur kesenian Dieng Kuno dan India Utara.
Candi Dieng, Warisan Maha Karya Abad ke 7
Dari Dinasti Sanjaya ini masih bisa anda nikmati kemegahannya di Dataran Tinggi Dieng. Dulu, hampir sebanyak 400 candi pernah berdiri di tempat yang dijuluki negeri para Dewa ini sehingga Dieng kumpulan Candi Di Dieng di sebut juga sebagai Kompleks Candi Hindu Jawa.Berdasarkan Prasasti yang ditemukan di situs Dieng, Candi-candi tersebut diperkirakan didirikan pada abad ke VIII- abad ke XIII masehi, sebagai wujud kebaktian kepada Dewa Syiwa dan Sakti Syiwa(istri Syiwa).
Dilihat dari 21 Bangunan, Candi Dieng terbagi menjadi 5 Kelompok. 4 Kelompok bangunan ceremonial site( tempat pemujaan) yaitu :
- Kelompok Candi Arjuna (pendawa 5)
- Kelompok Candi Gatut Kaca
- Kelompok Candi Bhima
- Kelompok Chandi Dwarawati/Parikesit.
- Kelompok Candi Magersari.
Baru-baru ini, Komplek candi yang lain juga ditemukan, yaitu Candi Setyaki.
Sebagaimana pada umumnya candi-candi di Jawa, Candi Dieng memiliki corak agama Siwa. Dari sebuah Prasasti yang ditemukan didalam kompleks, terdapat angka tahun 713 saka atau sama dengan 809 masehi, sehingga kemungkinan besar Candi-Candi Dieng berasal dari abad VIII-IX. Namun terdapat kemungkinan lain bahwa Candi-candi tersebut ada yang lebih tua yaitu dari sekitar pertengahan abad VIII.
Candi-candi di Dieng memiliki nama-nama tokoh pewayangan seperti Candi Arjuna, candi Semar, Candi Srikandi, Candi untadewa,Candi Sembadra, Candi Bima, Candi Dwarawati,Candi Gatotkaca. Tapi nama-nama tersebut jelaslah bukan saduran Tokoh Mahabharata, hal tersebut terlihat dari nama salah satu Candi yang adalah tokoh Punakawan yaitu Candi Semar.
Kompleks Candi Dieng diperkirakan merupakan bangunan Candi Siwa Tertua dari Masa Klasik Tua.
Deskripsi dan Kronologi Candi Dieng
Mengenai Candi Dieng pernah disinggung dalam buku Inleiding tot de Hindoe-Javaansche Kunst (1923) yang ditulis oleh N.J.Krom. Dalam buku tersebut N.J Krom mengulas seputar kronologi candi-candi Jawa Tengah berdasarkan ragam hias Kala-makaranya.Penulis lokal yang pertama membahas mengenai Dieng adalah Soetjipto Wirjosuparto. Dalam bukunya yang berjudul Sedjarah Bangunan Kuna Dieng (1957). Menurut Beliau, Kompleks Dieng ini pertama kali dikunjungi tahun 1814 oleh H.C.Cornelius, dan menurut laporannya, dataran Dieng masih berupa danau dan di antara candi-candinya ada yang terendam air. Baru tahun 1856 J.van Kinsbergen membuat gambar candi-candi Dieng ini, air dialirkan sehingga dataran menjadi kering.
Dilihat sepintas, Candi Dieng mirip dengan bangunan kuil-kuil di India. Namun jika dilihat lebih detail maka akan terlihat jelas perbedaannya.
Ciri-ciri umum candi-candi di Dieng, berdenah bujur sangkar, mempunyai tiga bagian candi, yaitu kaki-tubuh-atap. Perkecualian terdapat pada candi Semar, karena berdenah empat persegi panjang, dan atap tidak menjulang seperti candi-candi lainnya, melainkan berbentuk padma (sisi genta). Demikian pula di antara candi-candi tersebut, candi Bima mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan ketujuh candi lainnya, untuk lebih jelasnya akan di deskripsikan tiga buah candi yaitu candi Arjuna, candi Semar dan candi Bima.
COMMENTS