Pengalaman mengikuti wisata di Taman nasional Ujung Kulon selama tiga hari dua malam. Pantai Ciputih, pulau Peucang, pulau Handeleum, pulau Badul, dan aktivitas seru menjadi pengisi wisata menyenangkan di Taman Nasional Ujung Kulon Banten
Semoga tulisan tentang pengalaman perjalanan wisata di Ujung Kulon ini bisa menjadi acuan dan gambaran bagi anda yang juga berniat mengisi liburan yang akan datang dengan tujuan yang sama yaitu Taman Nasional Ujung Kulon Banten.
1# Perjalanan Dari Jakarta Menuju Pantai Ciputih Sumur Banten
Sama seperti wisata-wisata sebelumnya, kantor kami Bank BTN yang berlokasi di daerah Ciputat menjadi meeting point dan titik start perjalanan wisata yang memang selalu terjadwal beberapa kali dalam setahun. Bukan hanya keseruan menikmati liburan, keakraban hubungan pertemanan pun menjadi semakin erat setelah selesai melaksanakan wisata beberapa hari.Photo bersama sebelum memulai perjalanan. Selain ingin bersenang-senang dan menikmati keseruan aktivitas, perjalanan wisata yang rutin kami lakukan menambah kedekatan antar sesama rekan kerja
Hari Jum'at sekitar pukul 22.30 kamipun memulai perjalanan dengan menggunakan Bis berukuran besar berkapasitas 45 seat. Banyak nya teman-teman sekantor yang berminat dan ingin ikut serta dalam wisata Ujung Kulon, membuat panitia harus menyiapkan tiga unit Bis untuk mengantarkan kami semua menuju desa Sumur Banten.
Perkiraan perjalanan sekitar 6 jam meleset karena ada truck pengangkut mobil mengalami kecelakaan dan menghalangi sebagian badan jalan. Seharusnya kami bisa sampai pada pukul 4 subuh di Ciputih Resort, akhirnya mundur hingga pukul 6 pagi. Bukan hanya kecelakaan di ruas tol yang menyebabkan perjalanan sedikit terhambat, tapi keadaan jalan di desa Sumur yang rusak parah membuat Bis yang kami tumpangi harus berjalan pelan. Namun goncangan bis dijalan bergelombang seperti perahu di tengah laut justru membuat perjalanan kami menjadi seru dan memiliki kesan tersendiri dalam wisata kali ini.
2# Naik Kapal dan Keseruan Wisata Taman Nasional Ujung Kulon Segera Dimulai
Setelah tiba di Ciputih Beach Resort yang menjadi lokasi menginap selama wisata di Ujung Kulon, kami langsung diarahkan oleh tour guide untuk berganti pakaian siap basah dan membawa satu pakaian ganti karena memang akan ada aktivitas snorkeling setelah makan siang nanti.Setelah semua berganti setelan ala pantai, kami berkumpul di pantai Ciputih untuk naik keatas kapal. Dari kejauhan terlihat 4 buah kapal yang akan digunakan menuju Taman Nasional Ujung Kulon. Namun ternyata hanya 3 buah kapal yang akan digunakan oleh penumpang, 1 kapal lagi akan menjadi kapal yang mengangkut bahan makanan selama melaksanakan aktivitas wisata di Ujung Kulon.
Kapal adalah satu-satu nya transportasi yang digunakan untuk bisa mencapai lokasi wisata Taman Nasional Ujung Kulon, tak hanya sebagai alat transportasi kapal yang kita gunakan juga menjadi tempat menikmati sarapan dan makan siang.
Ukuran kapal yang kami gunakan cukup besar, mampu menampung sekitar 25-30 penumpang tanpa harus duduk bersempit-sempitan. Untuk bisa menaiki kapal utama yang tidak bisa merapat ke pantai, kami akan diantar menggunakan kapal kecil yang bisa mengangkut 10 orang dari pinggir pantai. Panitia sudah menyiapkan 3 kapal kecil yang bertugas mengantarkan kami semua menuju kapal utama. Menaiki Kapal utama, semua peserta diwajibkan menggunakan jacket pelampung selama perjalanan laut menuju Taman Nasional Ujung Kulon. Durasi menuju Taman Nasional Ujung Kulon diperkirakan 2,5 - 3 jam perjalanan.
Pada awalnya kami menyangka sarapan akan disajikan di Resort Ciputih tempat kami menginap, tapi ternyata sarapan akan disajikan di kapal sambil berlayar menuju lokasi wisata. Menikmati sarapan sambil menikmati keindahan pemandangan laut di wilayah Ujung Kulon menjadi keasikan tersendiri dalam wisata kali ini. Sangat terasa wisata alam nya, jauh dari restoran yang memang sehari-harinya bisa kita dapati di kota.
3# Wildlife Monitoring di Taman Penggembalaan Cidaon
Setelah berlayar selama 2,5 jam menuju ujung Barat Pulau Jawa, kami pun kembali merapat dan berlabuh di daratan. Semua kapal merapat pada sebuah dermaga kecil ditopang tiang-tiang beton berlantai kayu dan menjorok kearah laut sepanjang kurang lebih 50 meter. Dermaga yang tersedia seperti sebuah jembatan dengan lebar sekitar 2 meter, dan cukup kokoh dan aman sebagai akses kami dari kapal menuju daratan.Hutan lebat pohon bakau disepanjang garis pantai berpasir putih menjadi pemandangan utama dari arah laut dilokasi ini. Dipandu oleh Tour Guide kamipun berjalan ditengah pepohonan menuju lebih jauh kedalam hutan. Terdapat banyak lubang-lubang kecil dikiri dan kanan jalan setapak yang kami lalui, yang ternyata adalah sarang-sarang yang dibuat oleh kepiting sebagai tempat berlindung.
Hanya butuh waktu 5 menit kamipun tiba di Padang penggembalaan Cidaon, yaitu hamparan padang rumput seluas kurang lebih 4 hektar yang sengaja dibuat sebagai area makan hewan-hewan liar yang berada di Taman Nasional Ujung Kulon. Pagi dan sore hari adalah waktu yang paling tepat bila ingin menyaksikan binatang liar berkumpul dan makan di Taman Penggembalaan Cidaon. Satwa liar seperti banteng, kerbau, sapi, merak hijau, sangat sering terlihat dan berkumpul di padang rumput ini. Menurut tour guide yang memandu kami, beberapa waktu yang lalu petugas Taman Nasional Ujung Kulon sempat melihat dan menagkap gambar Harimau Jawa yang memangsa kerbau menggunakan kamera ponselnya.
Padang Penggembalaan Cidaon, savana seluas ± 4 hektar yang menjadi tempat berkumpul satwa liar di Taman Nasional Ujung Kulon untuk makan dan berjemur dibawah terik matahari.
Baca Juga : Ujung Kulon Membuktikan Harimau Jawa Belum Punah, Benarkah?
Agar tidak mengganggu dan membuat satwa yang sedang makan lari kedalam hutan, pemandu mengingatkan kami untuk tidak berisik dan jalan perlahan mengurangi suara langkah kaki bila ingin memotret satwa di padang penggembalaan Cidaon Ujung Kulon ini. Setelah puas monitoring satwa liar secara langsung di padang Cidaon, kami pun kembali menuju kapal untuk explore Taman Nasional Ujung Kulon menuju destinasi berikutnya.[next]
4# Explore Alam Liar Lewat Aktivitas Trekking di Pulau Peucang
Hewan liar seperti rusa, kera ekor panjang, babi hutan, dan biawak menjadi pemandangan menarik saat menjejakkan kaki di Pulau Peucang. Namun walaupun tinggal di hutan liar hewan-hewan yang berkeliaran di pulau Peucang tidak terlihat ganas ataupun berlarian kedalam hutan ketika melihat kedatangan kami, sepertinya sudah terbiasa dengan kehadiran manusia.Hewan liar seperti kera ekor panjang, rusa, babi hutan, biawak ikut hadir menyambut kedatangan kita ketika pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Peucang
Tersedia beberapa bangunan penginapan sederhana yang bisa dijadikan pilihan tempat menginap saat melaksanakan wisata di Taman Nasional Ujung Kulon Banten |
Nama Peucang yang diberikan pada pulau ini diambil dari hewan laut sejenis siput yang dulu sangat banyak bisa di jumpai di area pantai pulau yang memiliki luas sekitar 450 hektar ini.Setelah melaksanakan sholat, beristirahat, serta menikmati pemandangan dan bermain sebentar dipinggiran pantai pulau Peucang, kami melanjutkan aktivitas dengan trekking lebih jauh kedalam hutan di Pulau Peucang. Jalan yang kami lalui di penuhi dedaunan yang gugur dari pepohonan yang tumbuh lebat di hutan ini. Sesekali kami melihat monyet ekor panjang bergantungan, dan rusa dari balik pepohonan.
Baca Juga : Wisata Pulau Peucang Ujung Kulon, Pengalaman di Surga Terpencil di Ujung Barat Pulau Jawa
Berjalan sekitar setengah jam kedalam hutan akhirnya kamipun berhenti disebuah pohon besar yang bernama pohon Kiara. lokasi ini sekaligus menjadi titik akhir trekking kami ke tengah hutan Pulau Peucang Ujung Kulon ini. Sebenarnya bila kami ingin melanjutkan perjalanan sejauh 2 kilometer lagi akan ada lokasi yang bernama Karang Copong. Menurut pemandu yang menemani kami, di Karang Copong kita bisa melihat karang-karang besar alami membentuk bukit kecil dengan pemandangan yang cukup indah kearah lautan lepas. Namun karena waktu yang tidak memungkinkan akhirnya kamipun berjalan kembali ke kapal untuk melanjutkan aktivitas selanjutnya.
Photo bersama dibawah pohon Kiara Pencekik berusia ratusan tahun, tumbuhan yang tumbuh dari bibijian yang dibawa oleh burung atau monyet. Merupakan tumbuhan yang awalnya tumbuh menjalar menumpang pada pohon lain, namun lambat laun membunuh pohon yang ditumpanginya.
Photo bersama di depan Pohon Kiara pulau Peucang Ujung Kulon tentunya wajib hukumnya |
5# Menikmati Keindahan Underwater Lewat Aktivitas Snorkeling di Spot Legon Sumino dan Ciapus
Setelah penat trekking dua lokasi di Ujung Kulon, tiba juga saat nya menyegarkan tubuh dengan nyebur menikmati kejernihan dan segarnya air laut Ujung Kulon. Kami kembali menaiki kapal dan meluncur menuju spot snorkeling. Ada dua titik pada hari ini yang akan dijadikan lokasi snorkeling dalam wisata Ujung Kulon kali ini, yaitu spot Legon Sumino dan spot snorkeling Ciapus.Setelah mendapatkan briefing dari pemandu mengenai penggunaan alat dan mengingatkan kami beberapa hal yang tidak boleh dilakukan dalam menjaga keindahan dan kelestarian pemandangan bawah laut Ujung Kulon, kami pun tak sabar untuk terjun dan memulai aktivitas snorkeling.
Bukan hanya pemandangan pulau dan pantainya saja yang mempesona, pemandangan bawah laut di Taman Nasional Ujung Kulon sangat bisa menghipnotis kita untuk berlama-lama dipermukaan laut lewat aktivitas snorkeling
Kekayaan biota laut Taman Nasional Ujung Kulon layak mendapatkan decak kagum |
Finding Nemo di Spot Legon Sumino
Tak lebih dari lima menit kapal berlayar, kamipun sampai di titik snorkeling Legon Sumino. Ternyata lokasi snorkeling pertama di Ujung Kulon ini berlokasi beberapa puluh meter saja dari Pulau Peucang. Kami bahkan masih bisa melihat dengan jelas pinggiran pulau dan garis pantai Pulau Peucang dari lokasi snorkeling Legon Sumino.Dalam keadaaan normal kedalaman air di spot Legon Sumino sekitar satu hingga dua meter, ditumbuhi beragam batu karang dan memiliki cukup banyak ikan-ikan kecil yang bisa menjadi tontonan menarik. Bila sabar menyusuri karang, kita bisa menemukan ikan nemo bersembunyi di selah-selah karang. Jernih nya air di spot Legon Sumino membuat kita mudah dan jelas menyaksikan keindahan pemandangan bawah laut Ujung Kulon.
Tak kalah menariknya dengan Legon Sumino, Spot Ciapus Ujung Kulon menjadi ajang adu menyelam sambil menikmati keindahan pemandangan biota laut
Berenang dan menyelam di antara keindahan karang dan ikan cantik |
Lomba menyelam di Spot Ciapus
Masih berada di sekitaran Pulau Peucang Ujung Kulon, dari Legon Sumino kami kembali naik keatas kapal dan meluncur menuju wilayah laut yang berada di antara Pulau Jawa dan Pulau Pecang. Ciapus memiliki air sedikit lebih lebih dalam di banding Legon Sumino, dengan air yang juga sangat jernih kebiruan dan dihiasi karang beserta ikan-ikan yan tak kalah menarik nya. Betah rasanya berlama-lama di lokasi ini, tak ingin sampai kehilangan moment kami pun mengabadikan banyak sekali photo-photo kebersamaan sambil beradu keahlian menyelam di perairan Ujung Kulon yang alami.6# Kembali ke Penginapan dan Menghabiskan Malam di Resort Ciputih
Puas menikmati keindahan bawah laut Ujung Kulon kamipun kembali menuju pantai Ciputih untuk istirahat dan bermalam di Resort Ciputih Beach. Mengarungi lautan tenang di Ujung Kulon selama dua setengah jam akhirnya kami pun sampai di pantai Ciputih mendekati senja. Menanti moment matahari tenggelam membuat kami tak ingin terburu-buru masuk kamar, puas mendapatkan beberapa potret indah sunset di pantai Ciputih barulah kami beranjak memasuki kamar masing-masing, istirahat, dan bersih-bersih untuk menikmati makan malam yang akan di sajikan di restoran Resort Ciputih.Selain lokasi menginap dan menghabiskan malam, pantai Ciputih juga menjadi lokasi yang pas untuk menyaksikan sunset dan menanti senja di Ujung Kulon
Menanti senja di Pantai Ciputih Ujung Kulon |
[next]
7# Menyusuri Sungai Cigenter Menggunakan Kano Sambil Menikmati Keindahan Alami Taman Nasional Ujung Kulon Banten
Pagi-pagi sekali kami dibangunkan oleh para tour guide untuk berkumpul di pantai Ciputih untuk melakukan olah raga fun sebelum memulai perjalanan seru hari terakhir di Ujung Kulon.Senam pagi di pantai Ciputih sebelum memulai aktivitas sangat berguna untuk membangkitkan semangat dan melenturkan otot-otot yang kaku
Fun sport di pantai Ciputih membuat suasana jadi tambah happy |
Sama seperti hari sebelumnya, sarapan disajikan diatas kapal sambil menikmati perjalanan menuju sungai Cigenter di Pulau Handeleum yang berjarak setengah jam perjalanan. Pagi ini ombak cukup tenang, membuat kami sangat nyaman menikmati sarapan di perjalanan. Sesekali terlihat berapa ikan melompat tinggi diatas permukaan laut, mungkin itu yang disebut ikan terbang. Kemunculan ikan-ikan itu membuat kealamian kawasan Ujung Kulon semakin terasa.
Awalnya kano dikayuh pelan sambil menyaksikan alam liar disekitar Cigenter, namun saat kembali ke titik start suasana hening hutan pun pecah setelah masing-masing kano balapan dan saling siram
Balapan dan perang siram di atas sampan saat canoeing di Cigenter |
Replika Sungai Amazon di Cigenter
Sungai Cigenter Ujung Kulon sering mendapat julukan sungai Amazon nya Indonesia. Sempat terbersit perasaan ragu untuk ikut dalam aktivitas bersampan atau canoeing di aliran sungai Cigenter ini. Mengingat julukan nya yang disamakan dengan Amazon, yang terbayang adalah binatang buas dan liar seperti yang ada di sungai Amazon.Sesampai nya di dekat Pulau Handeleum tempat aliran sungai Cigenter berada kapal pun berhenti, sama seperti pantai Ciputih kapal tidak bisa terlalu menepi ke pantai karena khawatir akan membentur karang disekitar pantai pulau Handeleum. Secara bergantian kami diantarkan ke pantai menggunakan speed boat yang disediakan.
Dari pantai Pulau Handeleum Taman Nasional Ujung Kulon ini kami berjalan beberapa puluh meter saja untuk sampai ke aliran sungai Cigenter. Terlihat beberapa sampan kayuh tak bermesin sudah terparkir di pinggiran sungai. Sampan inilah yang kami gunakan untuk menyusuri sungai Cigenter Ujung Kulon. Satu persatu kami menaiki sampan yang mampu memuat 10 hingga 15 penumpang ini, setiap sampan sudah dibekali delapan buah kayuh sampan untuk menjalankannya. Satu orang pemandu duduk di paling belakang sampan yang bertugas memandu kami sekaligus mengarahkan sampan.
Sepanjang aliran sungai Cigenter pepohonan hutan yang rindang menjadi pemandangan kami. Tak salah bila sungai Cigenter di juluki sebagai sungai Amazon, suasana hutannya yang sunyi dan sangat alami menjadi pengalaman wisata yang belum pernah didapatkan di destinasi lain. Hanya suara serangga hutan yang terdengar selama mengayuh sampan, sesekali terlihat kera bergantungan dan lompat di balik pepohonan. Menurut pemandu terkadang kita bisa melihat ular melilit didahan pohon yang melintang diatas sungai. Sayang nya kali ini tak satupun ular yang terlihat dalam petualangan kami menyusuri sungai Cigenter. Tak hanya menikmati petualangan menyusuri sungai Cigenter ditengah hutan belantara, aktivitas bersampan kami pun akhirnya memecah kesunyian setelah salah satu teman mulai saling siram antar sampan. Perang siram dan balapan kayuh pun membuat aktivitas di Sungai Cigenter menjadi semakin menyenangkan. Perjalan menyusuri sungai Cigenter sejauh sekitar satu kilometer pun menjadi tak terasa.
Setelah semua sampan kembali ke titik semula, kami pun bersiap-siap kembali ke kapal utama menggunakan speedboat. Destinasi berikutnya adalah menuju Pulau Badul untuk melaksanakan aktivitas snorkeling sekaligus penutup aktivitas wisata selama berada di Taman Nasional Ujung Kulon Banten.
[next]
8# Explore Pulau Badul, snorkeling dan jelajah pulau
Setelah beberapa menit berlayar meninggalkan Pulau Handeleum dan sungai Cigenter akhirnya kamipun tiba di Pulau Badul. Kapal di tambatkan 100 meter dari Pulau Badul. Dari kejauhan terlihat pulau kecil beberapa hektar dengan pemandangan pepohonan ditengah lingkaran pantai berpasir putih dan bersih. Tak sabar menunggu lama kami pun berlompatan satu-persatu kedalam laut menikmati pemandangan bawah laut sambil berenang mendekati pulau Badul.Terlihat penanaman karang yang cukup merata di sekitar perairan Pulau Badul, sepertinya pulau Badul adalah lokasi yang dijadikan sebagai tempat pelestarian terumbu karang. Dengan kedalaman dari 2 hingga 4 meter, air laut disekitar Pulau Badul sangat jernih. Kita dapat melihat dengan jelas hingga kedasar laut.
9# Wisata Ujung Kulon berakhir dan Kembali ke Jakarta
Tak terasa 1,5 jam sudah menikmati keindahan alam Pulau Badul, saatnya kembali menaiki kapal dan kembali ke pantai Ciputih. Masih kurang rasanya waktu menikmati keindahan alam di Taman Nasional Ujung Kulon yang alami. Tapi kami harus tetap kembali ke Jakarta karena besok harus kembali pada rutinitas kerja.Setibanya di Resort Ciputih, seluruh peserta bersiap-siap check out hotel dan menyiapkan barang masing-masing lalu berkumpul kembali di bis. Setelah melaksanakan doa bersama, kamipun memulai perjalanan meninggalkan keindahan alam di Taman Nasional Ujung Kulon Banten. Perjalanan wisata pembuka tahun ini menjadi pengalaman tak terlupakan hanya di Taman nasional Ujung Kulon Banten!
COMMENTS