Gunung Bromo, 15 fakta menarik yang perlu kita ketahui saat wisata di Gunung Bromo, supaya wisata semakin menarik dan meninggalkan kesan mendalam

Bromo memiliki pemandangan menakjubkan, kental dengan unsur budaya, serta fenomena geologi yang unik. Gunung Bromo selalu bisa menjadi magnet bagi wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang dan melihat langsung fakta-fakta menarik dan keindahan nya. Berikut ini adalah 15 fakta menarik tentang Gunung Bromo yang perlu kamu tahu, agar wisata di Gunung Bromo semakin menarik saat dikunjungi.
1# Gunung Bromo Masih Aktif dan Masih Bisa Erupsi
Gunung Bromo merupakan gunung berapi aktif yang termasuk dalam Cincin Api Pasifik, yaitu jalur gunung berapi yang membentang di sekitar Samudra Pasifik. Ini artinya Gunung Bromo merupakan salah satu lokasi yang memiliki aktivitas tektonik yang tinggi. Ini juga yang menyebabkan Bromo memiliki sejarah letusan yang cukup sering dibandingkan dengan gunung lain di Indonesia.Letusan terakhir terjadi pada Desember 2023, yang menyebabkan peningkatan status siaga dan pembatasan akses ke kawasan sekitar kawah. Sebelumnya, Bromo juga meletus pada 2019, 2015, dan 2010. Letusan 2010 merupakan salah satu yang paling berpengaruh, dengan semburan abu yang mencapai ketinggian lebih dari 2.000 meter yang sempat mengganggu penerbangan serta aktivitas masyarakat di sekitar Probolinggo dan Malang.
Meskipun memiliki aktivitas vulkanik yang tinggi, wisatawan tetap diperbolehkan berkunjung dengan mengikuti aturan keselamatan selama melakukan aktivitas wisata. Wisatawan harus memperhatikan zona aman yang ditetapkan oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Biasanya ada penetapan radius aman sekitar 1 kilometer dari kawah, yang tetap dapat dikunjungi oleh wisatawan walaupun Gunung Bromo berstatus aktif.
Keunikan lain dari aktivitas vulkanik Bromo adalah kawahnya yang selalu mengeluarkan asap putih, pertanda adanya aktivitas gas belerang di dalamnya. Bau belerang di sekitar kawah cukup menyengat, sehingga disarankan untuk membawa masker jika ingin mendaki hingga ke bibir kawah.
Di balik potensi aktivitas tektoniknya, letusan Gunung Bromo justru membantu mempertahankan lanskap Lautan Pasir Berbisik, karena material vulkanik yang dikeluarkan akan terus memperbarui permukaan pasirnya. Selain itu, abu vulkanik yang tersebar disekitar Gunung Bromo juga mampu menyuburkan tanah di daerah pertanian masyarakat Tengger.Wisatawan yang ingin menikmati keindahan Bromo, ada baiknya untuk selalu memperbarui informasi dari BMKG dan otoritas setempat sebelum berangkat.
Ingin tau ulasan lengkap tentang keunikan serta fakta-fakta ilmiah tentang Kawah Gunung Bromo? silahkan baca juga di artikel berikut.Artikel Menarik: Kawah Gunung Bromo, Kawah Raksasa Berstatus Aktif Yang Jadi Incaran Wisatawan
2# Bromo Tumbuh di Atas Kaldera Raksasa Tengger
Gunung Bromo berada di dalam kaldera Tengger, yang merupakan salah satu Gunung Purba dengan kaldera terbesar di Indonesia. Kaldera Tengger terbentuk akibat letusan dahsyat gunung berapi purba sekitar 820.000 tahun yang lalu. Letusan ini mengakibatkan runtuhnya puncak gunung tersebut dan menciptakan cekungan besar yang kini menjadi kaldera dengan diameter sekitar 10 km. Seiring waktu, aktivitas vulkanik di dalam kaldera ini menghasilkan beberapa gunung baru, termasuk Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Widodaren, dan Gunung Kursi.Secara geologis, Kaldera Tengger merupakan salah satu contoh terbaik dari kaldera stratovolcano aktif di dunia. Dinding kaldera yang tinggi menunjukkan jejak erosi yang terjadi selama ribuan tahun, sedangkan bagian dasar kaldera tertutup oleh material vulkanik yang membentuk Lautan Pasir Berbisik. Pasir ini terutama terdiri dari abu vulkanik, lapili, dan batuan piroklastik yang berasal dari erupsi gunung-gunung di dalamnya.
Batuan Piroklastik adalah jenis batuan yang terbentuk dari material letusan gunung berapi, seperti abu vulkanik, lapili (kerikil vulkanik), hingga bongkahan besar batu (bom vulkanik). Kata "piroklastik" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu "pyro" (api) dan "klastos" (pecahan), yang berarti pecahan-pecahan material vulkanik yang dihasilkan oleh letusan eksplosif.

Menariknya, Lautan Pasir Berbisik juga memiliki fenomena unik saat angin bertiup kencang. Gesekan antar butiran pasir halus menghasilkan suara berdesis seperti bisikan. Fenomena inilah yang menjadi asal-usul terciptanya nama "Pasir Berbisik". Fenomena serupa juga bisa ditemukan di beberapa padang pasir besar dunia, seperti Sahara di Afrika dan Gurun Pasir Gobi yang membentang dari Mongolia Selatan hingga Tiongkok.
Artikel Terkait: 7 Objek Wisata Ini Wajib Hukumnya Dikunjungi Agar Wisata di Gunung Bromo Meninggalkan Kesan3# Upacara Adat Yadnya Kasada yang Menarik
Suku Tengger selalu mengadakan upacara di Gunung Bromo setiap tahun, di mana mereka melemparkan hasil panen, uang, serta hewan ternak ke kawah Gunung Bromo sebagai bentuk persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur mereka.Upacara Yadnya Kasada adalah ritual sakral yang telah berlangsung selama berabad-abad dan berkaitan erat dengan sejarah serta kepercayaan Suku Tengger, yang merupakan keturunan dari kerajaan Majapahit. Ritual ini biasanya diadakan pada hari ke-14 bulan Kasada dalam penanggalan Jawa, yang umumnya jatuh pada bulan Juli atau Agustus dalam kalender Masehi.

Dari segi antropologi, Yadnya Kasada merupakan contoh tradisi "potlatch", yaitu ritual pengorbanan yang dilakukan untuk menyeimbangkan hubungan antara manusia, alam, dan dunia spiritual. Dalam konteks sosial, upacara ini memperkuat identitas budaya Suku Tengger dan melestarikan sistem kepercayaan mereka yang berakar pada Hindu Dharma Jawa Kuno.
Menariknya, meskipun persembahan seperti hasil panen, uang, dan hewan ternak dilemparkan ke kawah, banyak warga yang turun ke dasar kawah dengan penuh risiko untuk menangkap persembahan tersebut. Mereka percaya bahwa benda-benda ini membawa keberuntungan dan rezeki.Dari sudut pandang vulkanologi, ritual ini juga memperlihatkan bagaimana masyarakat dapat hidup berdampingan dengan gunung berapi aktif dan memaknai fenomena alam sebagai bagian dari siklus kehidupan spiritual mereka.


4# Kata "Bromo" Berasal dari Nama Dewa Brahma
Nama "Bromo" merupakan bentuk adaptasi dialek/fonetik dari nama Dewa Brahma, salah satu dewa utama dalam Trimurti Hindu, yang melambangkan penciptaan. Keberadaan nama ini menunjukkan bahwa ajaran Hindu masih sangat berakar kuat dalam budaya masyarakat Suku Tengger, yang merupakan keturunan dari kerajaan Majapahit.Dalam kepercayaan Hindu, Brahma dianggap sebagai pencipta alam semesta, sementara dua dewa lainnya dalam Trimurti, yaitu Vishnu (pemelihara) dan Shiva (perusak), memiliki peran penting dalam keseimbangan kosmis. Nama Bromo dapat dikaitkan dengan sifat Brahma sebagai pencipta, karena wilayah ini terus mengalami pembentukan kembali secara geologis akibat aktivitas vulkanik.
Dari segi linguistik, perubahan nama Brahma menjadi Bromo mencerminkan proses asimilasi bahasa dalam dialek lokal Suku Tengger. Fenomena ini juga terjadi di banyak daerah di Indonesia, di mana nama-nama yang berasal dari bahasa Sansekerta disesuaikan dengan dialek/fonologi setempat.Keberadaan nama Bromo yang berasal dari Hindu juga berkaitan dengan Upacara Yadnya Kasada, yang merupakan ritual persembahan khas Hindu yang masih dijalankan oleh masyarakat Tengger hingga saat ini.
5# Gunung Bromo Dikelilingi Lautan Pasir yang Luas
Gunung Bromo memiliki Lautan Pasir Berbisik yang luasnya mencapai 5.250 hektar. Pasir ini berasal dari material vulkanik letusan gunung yang juga ikut serta menambah keunikan lanskap kawasan ini.Lautan Pasir Berbisik merupakan salah satu fenomena geomorfologi unik di dunia yang terbentuk dari letusan dahsyat Gunung Tengger Purba. Material vulkanik yang tersebar selama ribuan tahun menghasilkan lapisan pasir vulkanik halus dengan komposisi utama berupa silika, feldspar, dan mineral piroklastik. Proses sedimentasi ini diperkuat oleh angin kencang yang terus mengikis dan membentuk pola ripples atau gelombang di permukaan pasir.

Dari perspektif ekologi, meskipun tampak gersang, lautan pasir Bromo menjadi habitat bagi beberapa spesies tumbuhan pionir seperti kasuarina (Casuarina equisetifolia) yang mampu bertahan di tanah vulkanik. Selain itu, lautan Pasir Berbisik juga berperan sebagai zona penyerap panas alami, di mana suhu permukaan pasir bisa sangat panas di siang hari dan turun drastis di malam hari, menciptakan mikroklimat ekstrem yang khas.
Kasuarina (Casuarina equisetifolia) adalah sejenis pohon yang sering disebut sebagai cemara laut atau cemara udang. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Casuarinaceae dan sering ditemukan di daerah pesisir, pantai, serta kawasan berpasir seperti di sekitar Gunung Bromo dan pesisir Indonesia.Baca Juga: Wisata Pasir Berbisik Gunung Bromo, Keindahan Alam yang Sarat Misteri
6# Bromo adalah Gunung di dalam Gunung
Sedikit membingungkan bagi sebagian orang. Gunung Bromo sebenarnya berdiri di dalam kaldera Gunung Tengger yang jauh lebih besar. Bukan hanya Gunung Bromo, di dalamnya juga ikut muncul beberapa gunung baru akibat aktivitas vulkanik, seperti Gunung Batok, Gunung Widodaren, Gunung Kursi, dan Gunung Watangan.Gunung Bromo sendiri adalah stratovolcano aktif, sedangkan Gunung Batok adalah gunung mati yang terbentuk dari lava yang sudah membeku. Gunung Widodaren memiliki banyak gua yang diyakini sebagai tempat bertapa, sedangkan Gunung Kursi dan Watangan lebih kecil dan jarang diperhatikan wisatawan.
Fenomena "gunung dalam gunung" ini sangat langka dan menjadi daya tarik geologi tersendiri yang unik. Wisatawan dapat melihat langsung lapisan-lapisan batuan vulkanik yang terbentuk dari letusan semenjak ribuan tahun lalu.7# Bromo pemilik Spot Sunrise Paling Spektakuler di Indonesia
Bukan tanpa alasan kalau Gunung Bromo merupakan tempat paling indah dan terbaik untuk aktivitas menyaksikan sunrise di Indonesia, bahkan salah satu yang terbaik didunia.Fenomena matahari terbit di Gunung Bromo begitu istimewa karena faktor ketinggian dan letak geografis. Dengan ketinggian lebih dari 2.700 mdpl, spot-spot sunrise seperti Penanjakan 1, Bukit Kingkong, Bukit Cinta, dan Seruni Point menawarkan pemandangan panorama 360 derajat yang luar biasa. Dari sini, wisatawan bisa melihat gradasi warna langit yang berubah perlahan, mulai dari ungu kebiruan hingga oranye keemasan saat matahari muncul di balik cakrawala.
Kombinasi antara lapisan kabut tipis di lembah dan siluet pegunungan menciptakan efek atmosferik yang dramatis, terutama saat cahaya matahari pertama kali menyinari kaldera. Fenomena ini terjadi karena hamburan cahaya di atmosfer yang membuat warna langit lebih kaya dan kontras di ketinggian. Hal inilah yang menjadikan sunrise Bromo sebagai salah satu yang paling spektakuler di dunia.
Jika Kamu membutuhkan informasi lebih dalam tentang spot Sunrise Favorit yang akan kita kunjungi di Gunung Bromo, silahkan kunjungi artikel menarik berikut,
Baca Juga: Mengenal 3 Lokasi Sunrise Point Paling Populer Yang Menjadi Destinasi Pertama di Sambangi Saat Wisata Di Bromo8# Kawah Bromo Terus Mengeluarkan Asap Putih
Gunung Bromo terus mengeluarkan asap belerang dari kawahnya, menandakan bahwa gunung ini masih aktif. Wisatawan dapat naik hingga ke tepi kawah untuk melihat langsung fenomena ini.Kawah Gunung Bromo memiliki diameter sekitar 800 meter dengan bagian dalam selebar 200 meter. Kawah ini terus mengeluarkan asap putih pekat, yang sebenarnya adalah gas belerang (sulfur dioksida) dan uap air yang berasal dari aktivitas magma di dalam perut bumi. Asap ini merupakan tanda bahwa Gunung Bromo masih aktif dan memiliki sistem hidrotermal yang terus bekerja.

Dari tepi kawah, pengunjung bisa melihat lapisan bebatuan vulkanik berwarna kuning kehijauan, yang merupakan hasil endapan belerang dari gas yang menguap selama ribuan tahun.
9# Suku Tengger Terbiasa dengan Letusan Gunung Bromo
Meskipun sering meletus, masyarakat Tengger tetap tinggal di sekitar Gunung Bromo dan tidak mengungsi jauh. Mereka percaya bahwa gunung ini adalah bagian dari kehidupan mereka dan selama mereka menghormati tradisi, tidak ada yang perlu ditakuti.Suku Tengger telah hidup berdampingan dengan Gunung Bromo selama berabad-abad. Meskipun gunung Bromo berulang kali meletus, mereka tetap tinggal di sekitarnya karena percaya bahwa Bromo adalah bagian dari kehidupan spiritual mereka. Keyakinan ini berakar dari legenda Roro Anteng dan Joko Seger, serta ajaran Hindu yang mereka anut.
Dari perspektif ilmiah, masyarakat Tengger memiliki pengetahuan tradisional tentang tanda-tanda aktivitas vulkanik. Mereka dapat mengenali gejala alam seperti getaran tanah, perubahan warna asap kawah, serta suara gemuruh, yang menjadi peringatan alami sebelum letusan terjadi.Selain itu, daerah pemukiman mereka sebagian besar berada di luar zona bahaya langsung, sehingga risiko terkena dampak letusan Bromo lebih kecil. Keberanian mereka juga didukung oleh kearifan lokal masyarakat Tengger dan ritual seperti Yadnya Kasada, yang mereka yakini menjaga keseimbangan alam serta hubungan harmonis antara masyarakat suku Tengger dengan Gunung Bromo.
10# Gunung Bromo Tidak Terlalu Tinggi, Tapi Perjalanan Cukup Menantang
Gunung Bromo memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl), lebih rendah dibandingkan Gunung Semeru yang mencapai 3.676 mdpl.Meskipun hanya 2.329 mdpl, perjalanan menuju kawah Gunung Bromo tetap menantang karena medan yang didominasi pasir vulkanik halus. Berjalan di atas pasir ini lebih sulit dibandingkan di jalur berbatu atau tanah padat, karena langkah kita mudah tergelincir dan terasa lebih berat.
Selain itu, kawasan ini sering mengalami angin kencang yang dapat membawa debu pasir berterbangan. Suhu di Bromo juga cukup ekstrem, berkisar 2–15°C, bahkan bisa mencapai di bawah 0°C pada musim kemarau. Perbedaan suhu yang drastis antara siang dan malam bisa memengaruhi daya tahan tubuh wisatawan.Jalur menuju kawah terdiri dari 250 anak tangga, yang cukup melelahkan terutama bagi yang tidak terbiasa dengan aktivitas fisik. Meski begitu, semua tantangan ini sepadan dengan pemandangan spektakuler kawah Bromo yang bisa dinikmati dari puncaknya.
11# Padang Savana dan Bukit Teletubbies yang Menawan
Destinasi Gunung Bromo semakin kaya akan pemandangan menakjubkan dengan hamparan padang rumput yang hijau saat musim hujan dan menguning saat musim kemarau.Padang Savana Bromo dan Bukit Teletubbies adalah dua lanskap unik yang berada di selatan kaldera Tengger. Padang Savana memiliki ekosistem padang rumput tropis yang dipengaruhi oleh curah hujan. Saat musim hujan, area ini berubah menjadi hamparan hijau subur, sementara di musim kemarau, vegetasi mengering dan menciptakan pemandangan keemasan yang eksotis.

Kawasan ini juga berperan sebagai penyangga ekosistem Gunung Bromo, tempat hidup beberapa satwa seperti rusa, monyet ekor panjang, dan burung elang Jawa. Keindahannya menjadikan tempat ini favorit untuk berfoto dan menikmati ketenangan alam.

12# Jeep Wisata Bromo 4x4, Satu-Satunya Transportasi di Lautan Pasir
Satu-satunya kendaraan roda 4 yang mampu menjelajah dan mendapatkan izin melintasi Lautan Pasir adalah jeep 4x4. Wisatawan bisa menyewa jeep dari Surabaya, Malang, Probolinggo, atau Pasuruan untuk menjelajahi berbagai spot Wisata di Bromo.Lautan Pasir Bromo memiliki tekstur pasir vulkanik halus dan cukup gembur, sehingga kendaraan biasa sulit melintas tanpa terperosok. Oleh karena itu, jeep 4x4 (four-wheel drive) menjadi satu-satunya transportasi yang bisa digunakan untuk menjelajahi kawasan ini. Sistem penggerak empat roda memungkinkan jeep tetap stabil di medan berpasir dan berbatu.

Perjalanan jeep tidak hanya sekadar transportasi, tetapi juga bagian dari pengalaman wisata di Gunung Bromo. Sensasi melaju di lautan pasir dengan debu yang beterbangan, dikelilingi pemandangan pegunungan megah, memberikan kesan petualangan yang unik dan tak terlupakan bagi wisatawan.
Sewa Jeep Wisata di Gunung Bromo memiliki harga dan biaya yang relatif murah, tergantung jumlah orang dan titik kumpul/start yang kita pilih. Berapa biaya yang harus Kamu keluarkan dari lokasi yang akan dipilih sebagai titik start? silahkan cek di halaman berikut,Baca Juga: Harga dan Biaya Sewa Jeep Bromo dari masing-masing Gerbang
13# Suhu di Bromo Bisa Mencapai Minus Saat Musim Kemarau
Gunung Bromo memiliki iklim tropis pegunungan, dengan suhu yang bisa sangat dingin terutama saat musim kemarau, yaitu Juni hingga Agustus. Pada bulan-bulan ini, suhu bisa turun drastis dari -2°C hingga 5°C saat malam dan dini hari.Fenomena embun es yang sering muncul di pagi hari terjadi karena suhu yang sangat rendah menyebabkan uap air di udara membeku dan menempel di permukaan rumput serta bebatuan. Embun es ini sering disebut oleh warga sekitar sebagai "bun upas" atau embun beracun, karena bisa merusak tanaman pertanian.
Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat ekstrem. Saat siang, suhu bisa mencapai 15-20°C, sementara malamnya turun drastis. Oleh karena itu, wisatawan disarankan memakai jaket tebal, sarung tangan, dan penutup kepala agar tetap hangat saat menikmati keindahan Bromo.
14# Pura Luhur Poten, Tempat Ibadah Umat Hindu Tengger
Pura Luhur Poten adalah salah satu tempat ibadah umat Hindu dengan lokasi tertinggi di Indonesia, berada di ketinggian sekitar 2.200 mdpl, tepat di tengah Lautan Pasir Gunung Bromo. Pura ini menjadi pusat spiritual bagi masyarakat Tengger, yang merupakan keturunan langsung dari kerajaan Majapahit dan masih mempertahankan kepercayaan Hindu hingga saat ini.Pura ini memiliki arsitektur khas Bali dan Jawa Tengger, dengan penggunaan batu hitam vulkanik yang kontras dengan warna pasir di sekitarnya. Kompleks pura terbagi menjadi beberapa zona utama, seperti Mandala Utama (tempat beribadah), Mandala Madya (tempat persiapan ibadah), dan Mandala Nista (area luar pura).

15# Bromo dipilih menjadi Lokasi Syuting Film Hollywood
Gunung Bromo tidak hanya terkenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga menjadi latar berbagai produksi film, iklan, dan video dokumenter internasional. Diantara film Hollywood yang mengambil gambar di Bromo adalah "After The Dark (2014) bergenre misteri thriller, The Creator" (2022) yang bergenre Fiksi Ilmiah. Bukan tanpa alasan para sutradara dunia ini memilih Bromo sebagai lokasi salah satu scene nya. Lanskapnya yang eksotis yang tampak seperti dunia lain membuat film terlihat lebih dramatis.Selain kedua film hollywood diatas, beberapa film Indonesia dan produksi asing juga pernah menjadikan Gunung Bromo sebagai latar utama karena keindahan dan keunikannya. Pemandangan Lautan Pasir, kaldera luas, serta langit pagi yang penuh warna memberikan nuansa mistis dan epik yang sulit ditemukan di tempat lain.
Gunung Bromo juga sering muncul dalam video dokumenter alam, termasuk produksi dari National Geographic dan Discovery Channel, yang mengulas fenomena vulkanik dan budaya unik masyarakat Tengger.Jika Kamu ingin melihat langsung fenomena dan keunikan Gunung Bromo secara langsung, menggunakan penyedia jasa tour dan wisata adalah pilihan yang paling tepat. Cukup duduk santai dan menikmati layanan yang sudah disiapkan lengkap dengan harga yang murah, silahkan cek detailnya dihalaman berikut,
Paket Hemat Bromo: Paket Wisata Murah dan Lengkap Gunung Bromo
Destinasi Wisata Gunung Bromo adalah Pilihan Yang Tepat
Gunung Bromo bukan sekadar gunung berapi biasa, melainkan sebuah destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam, budaya unik, serta fenomena geologi yang menakjubkan. Dengan 15 fakta menarik di atas, Gunung Bromo semakin membuktikan bahwa ia layak menjadi salah satu destinasi wisata terbaik di Indonesia.Bagi kamu yang ingin menikmati pesona wisata Gunung Bromo, pastikan untuk datang di waktu yang tepat, membawa pakaian hangat, dan jangan lupa mengabadikan setiap momen indah di sana!
Kamu bisa pelajari destinasi demi destinasi, fasilitas yang didapatkan juga itinerary/rundown wisata di Gunung Bromo, bisa baca artikel lengkapnya di halaman berikut,Silahkan Baca: Menyaksikan Keajaiban Alam, Paket Wisata Gunung Bromo untuk Pengalaman Sunrise Tak Terlupakan
COMMENTS